SABAR? MUDAH ATAU SUSAH?
S
|
abar?
Kata ini tentu mudah sekali diucap dan diingat, namun untuk
menjalankannya? Siapa yang berani berkata mudah? Sangat jarang, dan bahkan
hampir tidak ada. Ya, sabar memang sulit dijalankan, dilakukan, dilaksanakan.
Sebagai seorang manusia yang memiliki emosi sebagai software bawaan dari sang
Maha pencipta, tentunya tidak mudah bagi kita untuk dapat memanajemennya. Emosi
yang sepertinya mengikat hati kita ini, seolah membuat kita tidak layak
menyandang predikat sebagi seorang penyabar. Karena ada saja godaan dan
cobaan yang menguji kesabaran kita. Lalu, apa sih sebenarnya sabar itu?
Sabar : Tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus
asa, tidak lekas patah hati); tabah. Atau sikap tenang; tidak tergesa-gesa;
tidak terburu nafsu.
Mengetahui arti sabar diatas, sepertinya akan sangat nyaman dan damai
bila kita menjadi seorang yang penyabar. Lalu, adakah cara untuk menjadi orang
yang sabar? Untuk dikatakan cara, mungkin apa yang ingin saya tulis berikut
tidak memenuhi standar itu, tapi akan lebih pas bila kita sebut ini tips/trik
untuk menjadi seorang penyabar.
Memperbanyak senyum
Bila Anda dalam keadaan tegang terbakar emosi, hati terasa sumpek dan
dada sesak menahan amarah, maka tersenyumlah! Tidak ada yang lebih obat hati
yang lebih mujarab daripada sebuah senyuman. Karena senyum lebih erat
dari jabat tangan sahabat, senyum dapat menjadi penyejuk hati yang penuh
amarah, juga mencairkan suasana yang beku. Senyum itu menular dan akan membuat
suasana menjadi gembira. Dengan memulai kebiasaan tersenyum pada siapa saja
dengan tulus, InsyaAllah beban berat yang kita rasakan dapat berkurang, amarah
berkurang, suasana lebih akrab, sehingga kita lebih tenang dalam menghadapi
permasalahan dan dapat menyelesaikannya dengan mudah.
Mengalihkan perhatian
Memiliki masalah yang membuat kita pusing tujuh keliling memikirkannya,
memanglah berat. Apalagi masalah itu sampai membuat kita tidak enak makan dan
susah tidur, tentulah sangat menyiksa. Nah, bagaimana jika masalah yang sampai
menyebabkan Anda tidak nyaman seperti itu terus Anda fikirkan? Konsentrasi Anda
hanya tertuju pada masalah itu dan akhirnya melupakan urusan yang lain. Menurut
saya, kunci menghadapi masalah berat adalah dengan “melupakan” masalah itu
sendiri. Melupakan disini bukan berarti kita masa bodoh dengan masalah,
tetapi berusaha tidak terlalu fokus pada permasalahan tersebut. Alihkan
perhatian Anda dengan mencari suasana berbeda, hiburan atau kesibukan lain,
akan membuat hati dan fikiran kita lebih enteng.
Jika semua yang kita dengar langsung kita masukkan ke hati, dijamin
kemarahanlah yang akan kita tampilkan dan tentu saja akan sangat tidak nyaman.
Kita tidak harus membawa apa yang kita dengar langsung ke hati, lebih baik kita
menyaringnya, dan mengambil yang baik-baik saja dari informasi yang kita dengar
tersebut, dan disitulah telinga kita bekerja. Ya, telinga sebagai penyaring
informasi yang kita dengar dari manapun, jika informasi itu dirasa kurang
enak dihati maka segera lupakan dan buang jauh-jauh, istilahnya “masuk kuping
kanan keluar kuping kiri”.
Bertukar posisi
Kunci kesabaran yang selanjutnya adalah, dengan bersikap empati
atau berusaha merasakan apa yang orang lain rasakan. Saya menyebutnya,
bertukar posisi. Kita berusaha menempatkan diri kita pada posisi “tidak enak”
yang orang lain merasakannya, bahkan dengan ringan hati dapat menjalankan
posisi itu. Dengan begitu, maka segala kemalangan yang menimpa kita, akan
terasa ringan. Kita tidak akan merasa sebagai “manusia termalang di dunia”
karena dengan berempati kita bisa melihat lebih banyak orang lain yang lebih
malang diluar sana. Jadi, untuk apa lagi marah dan menyesali diri? Apalagi
sampai berputus asa…
Bersabarlah. Dengan bersabar, banyak kemudahan menghampiri Anda!
Komentar
Posting Komentar